Visualizzazioni totali

Benvenuti........

Para pembaca sekalian, selamat datang, selamat bergabung di blog ini. Fratelli e Sorelle, Ben Venuti!!!

sabato 1 settembre 2012

Doa Liturgi (1)


Di kalangan umat Katolik, muncul kesan bahwa “orang Katolik” itu sulit untuk memimpin doa. Tidak hanya dalam perayaan besar, dalam ruang lingkup yang kecil saja,  “orang Katolik” jarang dengan mudah mau memimpin doa. Dalam kegiatan lingkungan, pesta ulang tahun, pesta kelahiran, perpisahan dan lain sebagainya, yang sering terjadi adalah saling “tunjuk-menunjuk” untuk memimpin doa. Maka, biasanya muncullah berbagai apologi. “Doa katolik terlalu tekstual, teologis dan biblis. “Doa katolik itu terlalu liturgis sehingga kurang spontan dan tidak keluar dari hati”. Alasan lain adalah karena “orang katolik” kurang terbiasa memimpin doa dengan kata-kata sendiri. Pada dasarnya, semua alasan apa pun yang kita ungkapkan bisa jadi benar. Akan tetapi, sungguhkah demikian? Seberapa tahukah kita akan doa liturgis itu? Seberapa pahamkah kita bagaimana berdoa secara liturgis itu? Tulisan ini berupaya menjelaskan itu semua. Barangkali, terasa teoritis di awal sebagai pengetahuan dasar dan di akhir nanti, ditawarkan cara berdoa secara liturgis sehingga kita sungguh siap kapan pun dan di mana pun diminta untuk memimpin doa.   

Apa itu Doa Liturgis?
Liturgi adalah berdoa, tepatnya berdoa bersama. Liturgi adalah suatu ritual yang dibangun berdasar beberapa unsur yaitu kata, simbol/tanda, tindakan, doa, nyanyian bahkan hening/diam. Liturgi kita (Gereja Katolik Roma) memiliki struktur dan acuan yang resmi yakni liturgi Romawi atau Latin.
Teks-teks liturgis seperti praenotanda, instruksi, rubrik, teks doa, teks puitis untuk madah/nyanyian dipelajari dalam bidang ilmu liturgi yang disebut dengan eucologi. Matias Auge, seorang Liturgis membagi eucologi dalam dua bagian yaitu a) teks yang bersifat biblis: bacaan Kitab Suci dan nyanyian biblis, b) teks yang diciptakan oleh para Bapa Gereja (Patristik, Magisterium): teks doa, teks puisi dan renungan dari para Bapa Gereja itu sendiri. Dengan kata lain, ada teks biblis dan teks patristik.
Dalam liturgi resmi, kita berdoa bersama sebagai Gereja dengan isi dan tata cara yang sama. Doa-doa liturgis resmi itu, disusun berdasarkan pertimbangan asas tradisi, unitas dan universalitas Gereja serta tanpa mengurangi penghargaan kepada kebiasaan budaya setempat.
Teks Liturgi mengandung beberapa unsur:
v Unsur Objektif (isi teologis) yang berakar pada Kitab Suci dan ditetapkan oleh Yesus (tiga dimensi fundamentalnya: anamnesis-ekaristik, pengudusan persembahan, permohonan bagi Gereja.
v Unsur Struktural (bentuk komposisi): invokasi, introduksi, petisi, motif, konklusi.
v Unsur gaya dan irama: menyingkapkan masalah-masalah kemanusiaan, hidup religius, psikologis, historis, tipologis.

bersambung...

Nessun commento:

Posta un commento